Profil Teaching Factory
A. Pengertian Tefa
Teaching Factory adalah model pembelajaran yang mengoptimalkan kurikulum, sumber daya, dan sumber daya manusia di SMK dengan menyelaraskan proses produksi dan standar di dunia kerja untuk menghasilkan lulusan SMK yang memiliki soft skill dan hard skill yang diperlukan.
Tefa pada SMK bukan dibangun secara khusus, akan tetapi dengan memformulasikan, memanfaatkan, menata dan mengkondisikan sejumlah komponen Standar Nasional Pendidikan (SNP) di sekolah sedemikian rupa, sehingga mencerminkan ekosistem pabrik atau dunia kerja. Tefa merupakan model pembelajaran yang diyakini mampu meningkatkan kompetensi dan karakter peserta didik sesuai standar dunia kerja. Sesuai penjelasan tersebut, maka dapat didefinisikan bahwa Tefa adalah model pembelajaran yang memadukan pencapaian kompetensi kurikulum sekolah dan proses produksi sesuai prosedur dan standar dunia kerja, untuk menghasilkan lulusan yang kompeten dan berkarakter melalui penyelesaian produk sebagai media belajar dalam bentuk barang dan/atau layanan jasa.
B. Tujuan dan Manfaat Tefa
- Tujuan
Membekali peserta didik SMK dengan kompetensi soft skill dan hard skill melalui pembelajaran yang dirancang, dilaksanakan, dan dievaluasi berdasarkan standar proses dan kualitas produk di dunia kerja sesuai bidang/program/konsentrasi keahlian. - Manfaat
a. Meningkatkan kualitas pembelajaran sesuai standar proses produksi di dunia kerja;
b. Meningkatkan kompetensi lulusan SMK sesuai dengan tuntutan dunia kerja;
c. Meningkatkan kemandirian sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan vokasi sesuai standar dunia kerja;
d. Memperkuat kemitraan SMK dengan dunia kerja;
e. Menyediakan alternatif tempat Praktik Kerja Lapangan (PKL) peserta didik SMK; dan
f. Menyediakan alternatif pemenuhan kebutuhan terhadap barang dan /atau jasa masyarakat.
C. Prinsip Tefa
Tefa SMK merupakan model pembelajaran berbasis produksi atau jasa yang mengacu pada standar dan prosedur dunia kerja. Selain itu, model pembelajaran juga dilaksanakan dalam suasana seperti yang terjadi di industri. Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam menjalankan model tersebut agar mencapai tujuan adalah sebagai berikut.
- Pembelajaran berkualitas
Pelaksanaan pembelajaran Tefa yang bekerjasama dengan dunia kerja dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran (pemenuhan sarana praktik produksi, transfer teknologi, dan metode pembelajaran) sesuai dengan standar proses pada prinsip pembelajaran dan asesmen yang berlaku untuk mencapai standar pembelajaran. - Edukatif
Penyelenggaraan Tefa tidak dimaksudkan untuk mengeksploitasi peserta didik melainkan mengutamakan pemberian kesempatan belajar berbasis industri yang melibatkan seluruh peserta didik untuk menumbuhkan etos dan budaya kerja sesuai dengan karakter/sifat pekerjaan. - Akuntabel
Pelaksanaan pembelajaran Tefa merupakan proses membangun kompetensi profesional, pelaksanaan dan pengelolaanya dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan peraturan berlaku dengan sumber daya yang digunakan secara transparan dan berintergritas. - Efisien
Pelaksanaan pembelajaran Tefa menghasilkan produk/barang/jasa yang sesuai dan tepat serta dapat menghemat pengeluaran bahan praktik dengan memanfaatkan bahan produksi. - Profesional
Pelaksanaan pembelajaran Tefa dapat mengembangkan kompetensi dan menginternalisasi karakter dunia kerja (kepatuhan terhadap peraturan, standar mutu, etika, estetika, penataan tempat kerja, pengaturan kerja, dan berorientasi pada kebutuhan pelanggan) pada peserta didik melalui proses pembelajaran yang menyenangkan.
D. Ciri Tefa
Ciri atau karakter dari pembelajaran Tefa pada pendidikan kejuruan atau SMK adalah sebagai berikut.
- Lingkungan, suasana, dan aturan sekolah khususnya di tempat praktik dikondisikan sesuai dengan standar dunia kerja;
- Pembelajaran dan penilaian menggunakan perangkaUinstrumen/format untuk melakukan kegiatan/aktivitas produksi sesuai dengan standar dunia kerja;
- Hasil pembelajaran peserta didik berupa kompetensi yang diwujudkan dalam produk (barang atau jasa riil/utuh), sesuai dunia kerja;
- Alur/proses kerja (analisa produk, proses, evaluasi, pengembangan, penyimpanan, dan pemanfaatan barang/jasa) sesuai dengan dunia kerja;
- Sekolah memiliki mitra dari dunia kerja sesuai dengan kompetensi/konsentrasi keahlian yang aktif terlibat dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran; dan
- Asesmen kompetensi peserta didik sesuai dengan prosedur dan tata cara
penilaian di dunia kerja dan prinsip asesmen Kurikulum Merdeka.
Halaman Lainnya
Upaya Pencegahan Tindak Kekerasan Anak
UPAYA PENCEGAHAN TIDAK KEKERASAN ANAK DI SMKN 3 PEKALONGAN A. Sekolah membentuk Tim Pencegahan Tindak Kekerasan dengan tugas antara lain; Membuat Tata Tertib atau Kode etik, Men
Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan SMK 3 Pekalongan
NO NAMA PERWAKILAN UNSUR JABATAN DALAM TPPK 1. Yeni Pujiastuti, S.Pd.M.Pd Kepala Sekolah Penanggungjawab 2. Sri Retno
SOP Pencegahan dan Penanganan Kekerasan SMK 3 Pekalongan
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KEKERASAN DI LINGKUNGAN SMK NEGERI 3 PEKALONGAN TAHUN AJARAN 2023/2024 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Keputusan i
Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Satuan Pendidikan
A. 6 (enam) bentuk kekerasan yang didefinisikan dalam Permendikbudristek Nomor 46 Tahun 2023 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan &nb